Press Print Party: Dorong Ekosistem Penerbitan dan Seni Cetak yang Inklusif
                Press Print Party (PPP), sebuah perayaan publikasi cetak independen yang akan digelar pada 13 hingga 15 Desember ini di The Brickhall Fatmawati City Center, adalah inisiatif dari Yayasan Pustaka Seni Indonesia, sebuah yayasan nonprofit sosial-budaya yang berfokus pada pendidikan, penelitian, dan promosi seni serta desain melalui media cetak, pers, dan buku. Dengan menghadirkan Press Print Party, yayasan ini memiliki visi menyediakan platform yang mendukung komunitas kreatif, memberikan ruang untuk berbagi pengetahuan tentang semua yang berhubungan dengan dunia cetak. Diinisiasi oleh tujuh pegiat seni dan publikasi cetak—Kamengski, Cipsi Studio, Graphic Handler, Petrikor Books, Binatang Press!, Feat Studio, and Double Happiness—Press Print Party menjadi ruang yang mendorong tumbuhnya ekosistem penerbitan independen dan seni cetak hari ini dan seterusnya.
Penerbitan independen dengan berbagai karya tulis dan seni cetak sendiri telah menjadi bagian dari subkultur Indonesia, dan tentu saja global, sejak lama. Berbagai gejolak politik dan sosial menjadi pemantik lahirnya karya-karya dengan berbagai isu dan tujuan, salah satunya mendorong pergerakan bawah tanah dan perlawanan terhadap opresi rezim pada saat itu. Pada dekade 2010-an, permintaan terhadap karya cetak semakin tinggi dengan beragamnya topik gagasan bacaan dan munculnya minat terhadap karya seni cetak. Bersamaan dengan bertumbuhnya festival buku di Indonesia, para penerbit independen dan seniman grafis mulai mengeksplorasi berbagai metode cetak yang hingga kini memiliki pasarnya sendiri. Namun, publikasi cetak independen hanya memiliki ruang-ruang alternatif yang tak semasif toko buku konvensional. Kehadiran Press Print Party tahun ini menjadi harapan baru akan titik temu bagi komunitas penerbitan independen dan pelaku karya seni cetak untuk berjejaring, memperluas komunitasnya lagi.
Di tahun pertamanya ini, Press Print Party mengangkat tema “Openness” yang berarti “keterbukaan”. Saat diwawancarai Grafis Masa Kini, Daud Sihombing dari Petrikor Books, salah satu penggagas Press Print Party, menyatakan bahwa pihaknya melihat semangat inklusivitas dan keterbukaan di kalangan pelaku seni cetak dan penerbitan Indonesia. “Press Print Party bertujuan mengakomodasi kebutuhan ini, mempertemukan berbagai pihak, dan memperkenalkan mereka ke jaringan yang lebih luas,” jelasnya lebih lanjut. Pendekatan inklusif tak hanya terpancar lewat visinya, namun juga lewat para exhibitor dan program-programnya yang melibatkan berbagai elemen dalam ekosistem penerbitan, seperti editor, penulis, desainer, penerbit, hingga seniman grafis.
Baru-baru ini, Press Print Party mengumumkan daftarexhibitor mereka yang berisikan penerbit independen, studio desain, kolektif, hingga proyek individu dengan disiplin kreatif yang beragam. Kemudian, salah satu program dengan penawaran menarik dari Press Print Party adalahstudent grant,sebuah inisiatif panggilan terbuka untuk pelajar individu maupun kolektif, yang memberi mereka kesempatan untuk menampilkan karya cetaknya. Daud menambahkan, "Kami juga menyediakan meja gratis bagi pesertastudent grant, sehingga mereka bisa lebih mudah memperkenalkan karya mereka kepada khalayak."
Press Print Party juga akan membuka rangkaian sesi gelar wicara dan lokakarya yang dirancang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Misalnya, lokakarya fundamental praktik cetak yang memberikan panduan secara mendetail bagi peserta yang ingin memproduksi dan menerbitkan karya cetak sendiri, dari mulai rancangan produksi hingga penjualan. Dalam sesi gelar wicara, berbagai inisiator acara publikasi cetak seperti Yogyakarta Art Book Fair dan Bunga Zine Fest berbagi cerita di balik layar acara mereka. Ryan Makasutji dari Double Happiness, yang juga inisiator Press Print Party, menambahkan bahwa akan ada lokakarya untuk anak-anak—menegaskan bahwa keseluruhan program dalam acara ini sangat terbuka dan merangkul semua yang akan hadir.
Layaknya sebuah inisiatif, Press Print Party hadir untuk menjawab tantangan ekosistem penerbitan independen dan seni cetak saat ini, salah satunya untuk desentralisasi. Tidak bisa dipungkiri, Jakarta dan Bandung sering dianggap sebagai pusat ekosistem kreatif di Indonesia, termasuk publikasi cetak. Namun, Press Print Party berupaya untuk menjangkau kota-kota lain dan membuka akses yang lebih luas. Izhar Fathurrohim dari Graphic Handler, salah satu penggagas PPP, menyoroti tantangan yang dihadapi pelaku seni cetak di kota-kota seperti Cirebon, Purwokerto, dan Tasikmalaya. 
"Di kota-kota ini, pelakunya masih sangat sedikit, dan pasarnya belum terbentuk. Kami ingin membuka akses dan membantu pelaku di daerah untuk berjejaring dan berkembang," ungkap Izhar. Maka itu, Press Print Party mengutamakan keterbukaan dalam kurasi exhibitor—melihat kemungkinan dan potensi dari pelaku publikasi cetak di berbagai kota di Indonesia alih-alih hanya berfokus pada kota-kota besar. Secara penamaan dan lokasi, Press Print Party tidak menyematkan kota tertentu karena pada dasarnya, acara ini tidak terfokus pada satu regional saja. Dalam jangka panjang, Press Print Party ini dirancang agar dapat diadakan di berbagai kota di Indonesia, memperluas jangkauan dan meningkatkan keterlibatan pelaku lokal. Demi menjawab tantangan ekosistem publikasi cetak di setiap daerah, Press Print Party akan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) tentang ekosistem yang ideal. “Kami ingin mendengar kebutuhan pelaku, bagaimana cara mereka mendistribusikan karya, dan upaya apa yang bisa dilakukan untuk menjawab tantangan ini,” ujar Daud.
Press Print Party tahun ini merupakan perayaan yang tak bisa dilewatkan oleh pelaku kreatif, tak terbatas pada penerbitan atau publikasi cetak. Kemungkinan-kemungkinan kolaborasi dan silang karya bisa lahir dari acara yang mengumpulkan gagasan-gagasan yang beragam ini. Dengan tema “keterbukaan”, Press Print Party mengundang semua orang untuk datang dan merasakan pengalaman menarik dalam menikmati karya cetak dan beserta ragam kegiatan yang mendukungnya. Tiket Press Print Party dapat dibeli di tautan berikut, dan kunjungi @press.print.party di Instagram untuk informasi lebih lanjut.
 
     
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                                             
                                             
                                             
                                             
                                             
                                             
         
         
                                                