Modularitas dan Keberlanjutan pada Desain Grafis dan Spasial Bersama FORMAT
Didirikan tepat setahun yang lalu pada bulan ini oleh desainer grafis Diaz Hensuk, FORMAT mendeskripsikan dirinya sebagai studio solusi ruang berbasis logam. Telah berkolaborasi dengan berbagai acara kreatif di kota Jakarta dan sekitarnya termasuk Bintaro Design District, Jakarta Illustration and Creative Arts Fair (JICAF), dan ARCH:ID, FORMAT mendasarkan praktiknya pada modularitas, keberlanjutan, dan desain. Sejalan dengan latar belakangnya di industri desain, Diaz menjelaskan bahwa FORMAT lahir dari pemikiran desain grafis.
"Jadi selama gue jadi desainer grafis, dari dulu, gue belum pernah punya kesempatan untuk nyentuh hal lain di luar grafis," Diaz memulai obrolan. "Terutama karena memang bandwidth-nya habis gitu, ya. Jadi emang gue enggak punya kesempatan, waktu, dan segala macam. Tapi once gue punya keleluasaan lebih, akhirnya FORMAT lahir.” Secara pribadi, Diaz sudah lama berpikir bahwa desainer seharusnya tidak membatasi diri hanya pada satu disiplin. "Jadi misalnya gue grafis, gue hanya diperbolehkan untuk mengerjakan desain grafis aja gitu. Walaupun basis keilmuan pasti penting, menurut gue, teknis itu ada part yang lainnya. Tapi visi sebuah produk itu bisa dimiliki semua desainer terlepas apapun background keilmuan aslinya," Diaz menjabarkan. Sang desainer juga mengungkapkan motivasi tambahan, lebih personal, di balik pendirian FORMAT, "Karena keinginan gue pribadi untuk bisa membuktikan diri juga kali ya, sebenarnya bisa loh kita cross-industry tanpa mengecilkan desainer produk yang punya basis keilmuan formal."
Fokus utama FORMAT sendiri adalah solusi ruang berbasis logam. Bekerja sama dengan produsen logam Alba, FORMAT, sebagai studio praktik produksi, beroperasi dalam dua kapasitas utama; sebagai rumah produksi furnitur logam serta praktik berbasis studio. "Kita ada sisi studionya yang kita push. Nah, itu juga kayaknya berawal dari karena gue grafis dan gue hidup di studio. Jadi itu ngebuat gue enggak mau bikin FORMAT cuma sebatas, ‘Gue bikin furnitur dari desain gue sendiri. Gue jual. Abis itu udahan gitu.’ Gue enggak mau di situ sih. Jadi sisi studionya pun tetep kita ambil."

Bagi Diaz, modularitas adalah inti dari praktik FORMAT. Pada awalnya, dengan konsep modular, FORMAT berharap pemakai produk lebih memiliki kesadaran terhadap keberlanjutan dan kualitas produk. "Jadi kita tahu banget kalau kita membeli satu barang yang katakanlah affordable dan cenderung murah, tapi pemakaiannya mungkin hanya sebentar karena mudah rusak dan cenderung single function. Jadi misalnya, kita beli satu meja yang hanya berupa meja yang maknanya tunggal. Nah, di FORMAT kita berpikir lebih dari itu,” tegas Diaz. Dengan basis modular, FORMAT dalam membuat produk dengan satu komponen yang sama tapi membuka kemungkinan fungsi produk yang beragam.
Di tengah perbincangan, Diaz mengenang saat ibunya memberikan lemari untuk digunakan. Namun, saat Diaz mencoba memasang lemari tersebut di rumahnya, ternyata terlalu besar dan tidak cocok dengan ruangannya. "Kebutuhan akan sebuah elemen furnitur atau produk dalam rumah itu harusnya bisa merespons ruangnya, kebiasaan penggunanya tanpa dia harus membeli barang-barang yang selalu baru," dia melanjutkan. "Jadi sebenarnya itu asal muasal gue percaya FORMAT itu harus jadi modular dengan menggunakan material besi yang kita rasa dan kita tahu secara kualitas ketahanannya itu luar biasa lama. Jadi kita cukup yakin ya pas kita membuat [FORMAT] core-nya adalah tentang longevity, tentang durability, dan tentang fungsi yang tidak tunggal saja sebenarnya."
Menurut Diaz, apa yang ditawarkan FORMAT merupakan sesuatu yang masih belum dijelajahi sepenuhnya di industri furnitur Indonesia. “Gue cukup yakin akan hal itu sih karena untuk produk besi itu masih sangat-sangat rare. Kalaupun ada itu jumlahnya super-super sedikit,” katanya. Tapi yang punya treatment produk dan output seperti FORMAT itu masih sangat-sangat jarang jadi memang seru banget untuk kita bisa bermain-main.” Namun, karena FORMAT juga menyediakan sebuah jasa, mereka tetap mempertahankan pola kerja berbasis proyek dalam praktiknya. Mengingat kapasitas mereka sebagai praktik studio, FORMAT sangat terbuka untuk berkolaborasi. Hingga saat ini, kolaborasi telah diwujudkan dalam desain berbagai instalasi.
Dalam praktik kolaborasi-kolaborasi ini, modularitas dan multi-fungsi memainkan peran krusial. Sebagai contoh, FORMAT telah merancang berbagai komponen logam yang dihiasi dengan simbol plus khasnya yang dapat disusun dan diatur sesuai visi kreatif kolaborator. "Menariknya adalah ketika kolaborator kita ini sudah mengenal karakternya FORMAT yang cukup baku, dengan tiang-tiang berbentuk plus dengan bolongan-bolongan berbentuk plus juga. Itu enggak bisa diumpetin dan gue tidak pernah ada rencana untuk menutup hal itu. Justru plus-plus ini menjadi identitasnya FORMAT yang melekat." Motif plus adalah fitur yang sepenuhnya praktis dari komponen FORMAT, berfungsi sebagai sambungan untuk berbagai potongan, yang secara bersamaan berfungsi sebagai elemen grafis yang menonjol.

Umumnya, FORMAT hanya akan mengajukan dua pertanyaan dalam pendekatan mereka terhadap pekerjaan berbasis klien; ukuran ruang yang tersedia dan aktivitas yang akan berlangsung di ruang tersebut. Sebagai tanggapan, FORMAT kemudian akan mengusulkan mock-up struktural menggunakan modul mereka. Misalnya, dalam proyek untuk JICAF 2023, FORMAT mampu menyediakan showcase ruang unik dari beberapa seniman terpilih menggunakan komponen yang sudah ada. Meskipun komposisi instalasi telah ditentukan dan di-mock-up sebelum pemasangan, sifat modular dari komponen FORMAT memungkinkan modifikasi di tempat tanpa harus kembali ke lembaran papan gambar. Dengan cara ini, terbuktilah komitmen FORMAT terhadap keberlanjutan. Desain komponen ini secara signifikan mengurangi limbah yang akan terjadi dengan modifikasi di tempat dari instalasi.
Dengan cara tertentu, FORMAT mewujudkan visi kolaborator menggunakan komponen modular sebagai blok bangunan—dapat dibongkar dan disusun kembali dengan sedikit atau tanpa kerumitan. "Karena komponennya sudah baku, jadinya kita kayak main lego," jelas Diaz. Oleh karena itu, FORMAT masih dapat menyediakan pengaturan khusus kepada kolaborator tanpa harus memproduksi potongan individual. Dengan potongan standar dan solid, pembatasan yang ditetapkan oleh Diaz dan tim FORMAT juga mengurangi tantangan unik yang mungkin dihadapi desain produk berbasis logam. "Proses kreatifnya itu kurang lebih sama dengan yang di kantor grafis juga sih. Brief turun dan segala macam. Tapi part-nya FORMAT di sini lebih membuat konfigurasi dari komponen yang sudah ada."
Dengan produksi berbasis logam yang menciptakan produk furnitur satu kali, FORMAT masih menerapkan pengaruh grafis langsung dalam desain mereka. Lemari mereka, Credenza, adalah produk pertama yang dibuat langsung dari sketsa hingga selesai. "Buat gue pribadi, pas gue ngegambar, ini sebenarnya grafis banget. Permainan garisnya itu horizontal. Lalu, enggak ada gimmick sama sekali, as is banget. Terus, even laser cut yang di tengah itu gradasi ke atas. Dia floating. Jadi gue menikmati proses grafisnya dan akhirnya jadi produk nyata," Diaz menjelaskan. Proses serupa dilakukan dalam desain rolling cabinet dan stair cabinet mereka.
Setelah tahun pertamanya, Diaz masih memiliki rencana besar untuk FORMAT. Selepas tahun lalu yang dihabiskan untuk memperkuat karakter dan audiens, FORMAT berharap dapat menjangkau pasar yang lebih luas di tahun ini melalui peluncuran situs web dan pameran manifestasi. Diaz juga berencana membawa produk mereka melampaui batas geografis—nasional—di tahun depan. FORMAT berada di persimpangan menarik antara desain grafis, desain ruang, dan desain produk. Sebagai praktik yang dapat dianggap yang pertama dari jenisnya, Diaz dan FORMAT pastinya akan menghadirkan gebrakan segar dan menarik di waktu mendatang.